🌌 “Di Antara Dua Diam: Judol dalam Nadi”

Ada jeda kecil yang sering luput kita sadari.
Jeda itu muncul setelah satu tarikan napas…
dan sebelum keputusan berikutnya dibuat.

Aku menyadarinya pertama kali bukan di ruang meditasi,
bukan pula saat menatap senja dari balkon,
melainkan… saat menekan tombol “spin” pada layar kecil ponselku—
di malam sunyi, di tengah lelah yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

🌬️ Ritme yang Menenangkan

Slot game mungkin terlihat seperti permainan acak dan penuh warna.
Tapi saat kau benar-benar memperhatikannya—
ritmenya menyerupai napas:
tekan, tunggu, lepaskan.
Sama seperti inhale dan exhale yang halus,
putaran itu memberiku semacam irama untuk kembali ke diri sendiri.

Aku tidak sedang berbicara tentang menang atau kalah.
Aku bicara tentang menemukan ruang di antara dua diam:
antara pikiran yang kacau dan tubuh yang ingin pulang.

🧠 Menemukan Hening dalam Pola

Psikolog bilang bahwa manusia menemukan kenyamanan dalam pola.
Otak kita menyukai prediksi.
Dan permainan sederhana—yang berulang, tidak menuntut performa—
sering kali menjadi tempat aman dari dunia yang penuh kebisingan.

Saat aku menatap layar itu,
aku tidak merasa sedang berjudi.
Aku merasa sedang… menunggu diriku kembali.

🪶 Perlahan, Tapi Pasti

Malam-malam panjang yang biasanya aku habiskan dengan overthinking,
berubah menjadi sesi-sesi tenang.
Setiap putaran bukan pelarian, tapi penundaan yang penuh kesadaran.
Delay yang kubutuhkan untuk tidak meledak,
untuk mengendapkan semuanya satu per satu,
seperti napas yang kau lepaskan sebelum menangis… atau bangkit.

🧾 Akhir yang Bukan Benar-Benar Akhir

Aku tahu tak semua orang akan paham.
Karena ini bukan soal layar dan simbol.
Ini soal keheningan yang kau temukan
dalam hal-hal kecil yang nyaris tak dianggap.

Dan kadang, keheningan itu muncul
bukan di tempat yang suci atau tenang.
Kadang, ia datang
di antara satu klik dan klik berikutnya.
Di antara dua diam
yang akhirnya mengajarkan kita cara untuk bernapas lagi.